rio & biru #1

            Ketika itu rio akan kuliah bersama teman-temannya. Namun karena sudah terdengar azan zuhur rio memutuskan untuk shalat dulu di mesjid kampus, tapi kasfi, temannya rio malah menyeret rio ke ruangan kelas sambil bilang
            “deket kelas juga ada tempat shalay yo. Lagian jaraknya kelas sama masjid jauh anjir. Nanti aja shalatnya di deket kelas”.
Dengan berat hati rio pun mengikuti keinginan kaannya itu. Itulah peran lingkungan yang sering rio alami. Namun bukan akhirnya rio malahan tidak shalat. Dia tetap melakukan kewajibannya sebagai muslim. Yaa meski beberapa kali dia lalai juga.
Ketika sampai di kelas rio langsung mengambil air wudhu di kamar mandi. Lalu shalat lah dia di mushola kecil dekat kelas. Dalam shalatnya, rio merasa ada seseorang yang menepuk pundak kananya pertanda bahwa di belakangnya ada makmum yang artinya rio harus mengucapkan takbir dengan keras.
Selesai shalat rio segera wiridan dam membaca surat alfatihah, lalu hendak pergi dari mushola kecil itu. Namun tanpa di sangka-sangka ada 2 makmum wanita di belakangnya, dan salah satunya memberi gestur untuk salam. Rio merasa tersanjung dengan gestur tersebut lalu menyalami tangan wanita tersebut yang msih tertutup mukena.
Rio tidak mengenal wanita itu, meski wajahnya canti khas orang arab, hidungnya mancung khas timur tengah, dan matanya dalam khas turki. Wanita faforit rio. Karena bagi rio wanita timur tengah adalah wanita yang paling ideal. Bagaimana tidak, rio sempat menghabiskan waktu 1 tahun di turki dan wanita yang seperti itulah yang menurutnya paling ideal.
Namun bukan wanita ini yang akan di ceritakan pada kesempatan kali ini. Melainkan wanita satunya lagi yang duduk di samping wanita turki ini. Dia masih bermukena, dia pintar, dia lucu, dialah biru wanita keturunan indo-mesir yang sudah 1 tahun ini di taksir oleh rio, di mata rio, biru merupakan sosok yang sempurna dai segi karakter, kecerdasannya, dan keunikannya. Karenanya rio merasa tertarik dengan biru.
Namun banyak teman rio yang menyangkal pandangan rio, menurut mereka biru tidak sehebat dan secantik yang rio bilang. Malahan banyak yang bilang bahwa biru itu biasa aja,
Tanpa rio sangka biru mengulurkan juga tangannya untuk salam kepada rio dengan sedikit senyuman yang tersungging di mulutnya. Dengan sedikit ragu ia hampiri tangannya dan tersenyum juga ke arahnya........... itulah kali pertamanya rio berkontak mata dengan biru, wanita yang sangat di impikan rio.   

                

Komentar

Postingan populer dari blog ini

petualangan di air terjun terlarang

SPASI - sebuah prosa dari teteh dee

bertualang di sungai cianjur